Senin, 26 Mei 2008

Activity-Based Costing

Konsep Dasar

Manajer Keuangan disetiap UKM memanfaatkan informasi berdasar aktivitas untuk pembuatan keputusan bisnis, memiliki pengetahuan dan data yang diperlukan untuk mendukung pengembangan dari informasi berdasar aktivitas, menimbang dan memutuskan apakah informasi berdasar aktivitas selalu lebih baik daripada informasi biaya rata-rata.

Analisa Kompetensi

Manajer Keuangan disetiap UKM berkompeten dalam menguraikan bagaimana penetapan biaya tradisional bisa mendorong kearah produk undercosting atau produk overcosting, mendiskusikan empat cara dalam sistem activity-based costing ((a) mengidentifikasi tingkat perbedaan sumber daya dan aktivitas yang digunakan dalam proses produksi. (b). menaksir biaya aktivitas dan mengkalkulasi suatu tingkat tarip cost driver.(c) membebankan biaya-biaya aktivitas pada jasa dan barang-barang.(d). menganalisa profitabilitas pelanggan dan produk.).Menerapkan activity-based costing untuk jasa dan perdagangan. Membedakan antara activity-based costing, unit level costing, dan ABC full costing untuk jasa dan barang..

Kontribusi terhadap Ketahanan Ekonomi Desa

1.Activity-based costing (ABC) adalah suatu sistem penetapan biaya yang membebankan biaya-biaya berdasar pada bagaimana pekerjaan dilakukan dalam suatu UKM dan didasarkan pada kebutuhan secara terus-menerus ketersediaan perangsang untuk peningkatan. Menggunakan rantai nilai untuk mengikuti aliran biaya-biaya dan aktivitas sehingga menyediakan suatu landasan yang bermanfaat dimana biaya-biaya dapat dikenali, digolongkan, dan dilacak. Secara khas, rantai nilai adalah satu kumpulan proses yang berhubungan yang mengalir didalam suatu urutan logis. Hal ini bermanfaat, didalam suatu sistem ABC untuk mebedakan proses ini ke dalam dua kategori- proses produksi dan proses bisnis.

2.Proses yang berbeda didalam suatu UKM dengan menggunakan sumber daya dengan cara yang berbeda.

3.Satu cara yang sangat bermanfaat untuk menilai kebutuhan akan sumber daya dan mengevaluasi penggunaan sumber daya adalah untuk menggolongkannya berdasar pada hirarki. Ada lima hirarki sumber daya.

4.Pengarah biaya dapat menjadi baikpengarah biaya struktural maupunexecutional cost drivers.

5.Aktivitas yang berhubungan dengan masing-masing dari lima jenis sumber daya diuraikan berikutnya. Satu catatan tentang aktivitas ini - sumber daya tingkat yang lebih tinggi mungkin digunakan untuk melaksanakan aktivitas tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, sumber daya facilities-level mungkin digunakan untuk melaksanakan aktivitas customer-level.

6.Pelacakan sumber daya menjadi aktivitas dapat dipecah menjadi dua langkah. Langkah 1 adalah pengusutan penggunaan sumber daya pada biaya-biaya aktivitas. Langkah 2 membebankan biaya-biaya pada produk dan jasa.

7.Langkah 1 dapat dibagi menjadi empat langkah. Yaitu ( 1) mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas; ( 2) memilih basis cost-driver; ( 3) mengukur biaya aktivitas per unit dari cost-driver base; dan ( 4) melacak biaya-biaya pada aktivitas.

8.Langkah kedua dalam proses pembebanan biaya-biayaadalah dengan menggunakan daftar aktivitas dan penggolongan aktivitas yang diperoleh didalam Langkah 1 untuk mengembangkan cost-driver rate. Seperti kasus dengan Langkah 1, langkah ini dapat diterobos dalam beberapa langkah. ( 1) Meringkas daftar aktivitas yang dikembangkan didalam Langkah 1. Daftar perlu diuraikan kedalam kategori yang lebih luas. ( 2) Memilih basis cost-driver yang sesuai untuk digunakan didalam pembebanan biaya-biaya yang dari aktivitas yang dipadatkan. ( 3) Mengidentifikasi biaya-biayaaktivitas yang diidentifikasi dari daftar yang dipadatkan. ( 4) Menghitung tingkat tarip untuk masing-masing dasar cost-driver yang diidentifikasi.

9.Menggunakan pendekatan activities-based mengakibatkan pembebanan biaya yang mencerminkan biaya-biaya produk yang benar. Hal ini berlawanan dengan pendekatan penetapan biaya yang lebih tradisional yang menerapkan biaya-biaya yang lebih umum pada berbagai produk.

10.Pelacakan biaya-biaya aktivitas ke produk dan jasa. Sekali ketika tingkat tarip cost-driver dikembangkan, biaya-biaya dapat dibebankan ke produk dan jasa. Sebelum biaya-biaya dapat dibebankan, seorang Manajer Keuangan UKM harus memutuskan apakah untuk membebankan menggunakan unit-level ( throughput) pendekatan ABC atau pendekatan ABC full-costing.

11.Analisa profitabilitas produk dan pelanggan adalah penting sebab mengijinkan para Manajer Keuangan untuk memutuskan produk dan pelanggan yang mana yang menguntungkan. Jenis analisa ini menunjuk ke pertanyaan mengenai produk yang mana yang harus dibatalkan ( atau ditambahkan) dan pelanggan yang mana yang menciptakan boros biaya? Apakah beberapa pelanggan menimbulkan biaya-biaya ekstra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar