Kamis, 08 Mei 2008

POs Pos Transitoris dan antisipasi

POS transitoris (deferral item) adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan tetapi belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan. Contohnya sebagai berikut. Perusahaan menyewakan gedung selama satu tahun dari 1 September 1994 sampai 31 Agustus 1995. Besarnya sewa satu tahun adalah Rpl. 200.000,00 dan diteriima dimuka pada 1 September 1994. Jika perusahaan menyusun laporan keuangan pada 31 Desember
1994, maka sewa yang harus diakui sebagai pendapatan tahun 1994 hanyalah Rp 400.000,00 yaitu sewa selama 4 bulan terhitung mulai tanggal 1 September 1994 sampai 31 Desember 1994 meskipun uang sewa yang telah diterima meliputi jangka wakiu satu tahun. Sewa yang telah diterima uangnya tetapi belum menjadi hak perusahaan adalah RpSOO.000,00, yaitu sewa dari 1 Januari 1995 sampai 31 Agustus 1995 atau 8 bulan. Jumlah yang belum menjadi hak perusahaan tetapi uangnya sudah diterima harus diakui sebagai utang yang ditampung dalam rekening Sewa Diterima di muka- Pos transitoris demikian disebut pos transitoris pasif.
Sebaliknya jika perusahaan menjadi pihak yang menyewa, maka sewa yang diakui sebagai biaya adalah sewa untuk masa 4 bulan. Adapun sewa untuk masa 8 bulan berikutnya belum boleh diakui sebagai biaya. Perusahaan harus mengakuinya sebagai aktiva yang ditampung dalam rekening Sewa Dibayar di Muka. Pos transitoris demikian disebut pos transitoris aktif.
Pos antisipasi (accrual Item) adalah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas akan letapi sudah menjadi hak perusahaan, dan biaya yang belum dibayar dengan kas akan lelapi sudah menjadi kewajibanperusahaan. Contohnya sebagai berikut. Perusahaan menyewakan kendaraan selama satu tahun terhitung mulai 1 Desember 1994 sampai 30 November 1995. Besamya sewa satu tahun adalah Rp600.000.00 dan diterima di
belakang pada 30 November 1995. Jika perusahaan menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 1994, maka sewa yang harus diakui sebagai pendapatan lahun 1994 adalah Rp50.000.00 yaitu sewa umuk jangka waktu 1 bulan terhitung mulai 1 Desember 1994 sampai 31 Deserober 1994 meskipun kasnya belum diterima. Pos antisipasi demikian menimbulkan adanya tagihan sewa yang akan dilaporkan sebagai aktiva dengan judul Sewa Masih Akan Diterima.Pos antisipasi demikian disebut pos atisipas aktif.
Sebaliknya,jika perusahaan menjadi pihak yang menyewa, maka ia harus mengakui biaya sewa selama 1 bulan meskipun sewa tersebut belum dibayar. Pos antisipasi demikian menimbulkan adanya ulang yang ditampung dalam rekening Sewa Masih Harus Dibayar, yang disebut pos antisipasi pasif. Dengan bahasa sehari-hari, pos antisipasi adalah pendapatan (biaya0 yang diterima (dibayar) dibelakang. Sedangkan postransitoris adalah pendapatan (biaya) yang diterima (dibayar) di muka.

Pos Transitoris aktif merupakan biaya yang dibayar di muka. Ada dua alternative pendekatan yang dapat digunakan untuk mencatat pos transitoris aktif ini, yaitu pendekatan rugi-laba dan pendekatan neraca. Dengan pendekatan apa pun, jurnal penyesuiaan pada akhir periode diperlukan untuk mengakui biaya yang akan dilaporkan di laporan rugi-laba, dan aktiva yang akan dilaporkan di neraca. Pada pendekatan rugi-laba penyelenggaraan jurnal pembalikan di awal periode berikutnya sangat dianjurkan (walaupun tidak wajib). Sedangkan pada pendekatan neraca penyelenggaraan jurnal pembalikan justru sama sekali tidak diperbolehkan

PERBANDINGAN DUA PENDEKATAN
Dengan pendekatan manapun yang dipergunakan untuk mencatat pembayaran sewa dimuka.saldo rekening Biaya Sewa setelah penyesuaian adalah debit Rp40.000,00 yang menunjukkan biaya sewa selama 4 bulan. Adapun rekening Sewa Dibayar di Muka setelah penyesuaian bersaldo debit Rp80.000,00, yang menunjukkan pembayaran di muka untuk waktu 8 bulan.
Perhatikanlah sekarang pencatatan pos yang menggunakan pendekatan rugi-laba. Pada pendekatan ini, mula-mula pembayaran sewa dicatat di rekening Biaya Sewa. Karena adanya jurnal penyesuaian dan jumal penutup, maka rekening Biaya Sewa pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995 bersaldo nol. Sedangkan rekening Sewa Dibayar di Muka pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995 bersaldo debit. Ini menunjukkan adanya ketidakajegan (inconsistency) dengan pencatatan semula. Untuk menjaga keajegan (consistency) maka dibuatlah jumal pembalikan pada hari kerja pertama (2 Januari 1995). Disampingim, jumal pembalikan juga berguna agar pencatatan berikutnya tidak keliru. Jika pada 1 September 1995 dibayar lagi sewa, makajurnalnya adalah mendebit rekening Biaya Sewa.
Perhatikan sekarang pencatatan biaya sewa yang menggunakan pendekatan neraca. Pada pendekatan ini, mula-mula pembayaran sewa dicatat di rekening Sewa Dibayar di Muka. Karena adanya jurnal penyesuaian dan jurnal penuiup, maka pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995 rekening Biaya Sewa bersaldo nol (0), sedangkan rekening Sewa Dibayar di Muka menunjukkan saldo debit. Ini menunjukkan adanya keajegan di dalam pencatatan karena sejak semula memang pembayaran sewa dicatat di rekening Sewa Dibayar di Muka. Jadi pendekatan neraca ini tidak perlu dan memang tidak boleh menyelenggarakan jumal pembalikan.

POS TRANSITORIS PASIF
Pos transiioris pasif merupakan pendapatan yang diterima di muka. Ada dua altematif pendekatan yang dapat digunakan untuk mencatat pos transitoris pasif ini, yaitu pendekatan rugi-laba dan pendekatan neraca. Dengan dua pendekatan apapuin, jurnal penyesuiaan pada akhir periode diperlukan untuk mengakui pendapatan yang akan dilaporkan di laporan rugi-laba, dan utang yang akan dilaporkan di neraca. Pada pendekatan rugi-laba, penyelenggaraan jurnal pembalikan di awal perioda berikutnya sangat dianjurkan (walaupun tidak wajib). Sedangkan pada pendekatan neraca penyelenggaraan jurnal pembalikan sama sekali tidak diperbolehkan.

Perbandingan dua pendekatan
Dengan pendekatan manapun yang dipergunakan untuk mencatat penerimaan sewa diterima dimuka, saldo rekening pendapatan sewa setelah penyesuiaan adalah Kredit Rp 40.000,00 yang menunjukkan pendapatan sewa selama 4 bulan. Adapun rekening Sewa Diterima di Muka setelah penyesuaian bersaldo kredit Rp80.000.00, yang menunjukkan penerimaan di muka unluk waktu 8 bulan.
Perhatikanlah sekarang pencatatan pos yang menggunakan pendekatan rugi-laba. Pada pendekaian ini, mula-mula penerimaan sewa dicatat di rekening Pendapatan Sewa. Karena adanyajurnal penyesuaian dan jumal penutup maka rekening Pendapatan Sewa pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995 bersaldo nol. Sedangkan rekening Sewa Ditenma di Muka pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995 bersaldo kredit. Ini me nunjukkan adanya ketidakajegan (inconsistency) dengan pencatatan semula. Untuk roenjaga keajegan (consistency), dibuatlah jumal pembalikan pada hari kerja pertaroa (2 Januari 1995). Disamping itu, jurnal pembalikan juga berguna agar pencatatan berikutnya tidak keliru. Jika pada 1 September 1995 diterima lagi; sewa, maka jurnalnya adalah rnengkredit rekening Pendapatan Sewa
Perhatikan sekarang pencatatan pendapatan sewa yang menggunakan pendekatan neraca. Pada pendekatan ini, mula-mula penerimaan sewa di catat direkening Sewa Diterima di Muka. Karena adanya jurnal penyesuaian dan jurnal penutup maka pada akhir lahun 1994 atau awal ahun 1995 rekening Pendapatan Sewa bersaldo nol (0), sedangkan rekening Sewa Diterima di Muka menunjukkan saldo kredit Ini menunjukkan adanya
keajegan di dalam pencatatan karena sejak semula memang penerimaan sewa dicalat di rekening Sewa Diterima di Muka. Jadi pende-katan neraca ini tidak perlu dan rnemang tidak boleh menyelenggarakan jurnal pembalikan.

POS ANTISIPAS1 AKTIF
Pos antisipasi aktif merupakan pendapatan yang diterima di belakang. Pendapatan untuk perioda tertentui yang belum diterima uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhir perioda. Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari keria pertama perioda berikutnya.Peneriniaan kas dicatat dengan mendebit retkening Kas dan mengkredit rekening Pendapatan.

POS ANTISIPAS1 AKTIF
Pos antisipasi aktif merupakan biaya yang dibayar bdi belakang. Biaya untuk perioda tertentu yang belum diterima uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhir perioda. Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari keria pertama perioda berikutnya.Pembayaran kas dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening Kas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar